Praktik Baik Implementasi Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar
Oleh : Erdin, S.Pd.
Implementasi Kurikulum Merdeka
Setelah sekolah saya SDN 5 Rabangodu Utara Kota Bima ditetapkan sebagai Pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) Angkatan 1, Kegiatan awal yang dilakukan adalah melakukan IHT (In House Training ) secara daring melalui LMS (Learning Management Sistem). Kegiatan IHT secara Daring ini hanya diwakili oleh 3 guru yaitu guru kelas rendah (kelas 1), guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, dan guru kelas tinggi (kelas 4). Pada kelas 4 diwakili oleh saya sendiri. Kegiatan IHT secara daring di LMS ini dilakukan selama sepuluh hari. Kemudian melakukan pengimbasan kepada guru – guru yang lain tentang alur kurukulum merdeka selama delapan hari secara luring (Tatap Muka) di sekolah. Seusai pengimbasan melalui IHT selama delapan hari. Kami menerapkan kurikulum merdeka didalam kelas. Hal pertama yang dilakukan adalah melaksanakan asesmen diagnostic. Asesmen diagnostic ini tersedia di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Saya bersama komite pembelajaran sepakat melakukannnya secara daring. Walaupun sebenarnya dapat dilakukan juga secara luring dengan mengunduh soal dan kunci jawaban untuk asesmen disnostik tersebut. Tujuannya supaya hasil pekerjaan siswa dapat terekam secara otomatis di PMM (Platform Merdeka Mengajar). Asesmen diagnostic ini ada dua tipe yaitu literasi dan numerasi. Dari hasil yang dilakukan untuk literasi merata dari empat tingkatan kemampuan siswa yaitu ada yang perlu intervensi khusus, Standar, Cakap, dan Mahir. Sedangkan Numerasi siswa saya terbagi pada dua tingkatan saja yaitu yang perlu interfensi khusus dan cakap. Sedangkan tingkatan standard an mahir tidak ada. Dari hasil assessment diagnostic ini saya melakukan pemetaan seperti kelompok – kelompok siswa sesuai dengan kemampuannya. Namun, didalam kelas siswa tetap duduk sesusai dengan pilihannya. Dan pemetaan ini akan digunakan ketika pembahasan materi berupa kegiatan – kegiatan, diskusi, dan projek kelas, serta presentasi dihadapan teman – temannya. Hal yang dirasakan dari implementasi kurikulum merdeka ini siswa merasa tertantang dan merasa senang. Alasannya bahwa, kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan tingkat kemampuan mereka. Sehingga siswa tetap memiliki produk yang dihasilkan. Hal inilah yang mampu menstimulus mereka untuk terus aktif dalam kegiatan pembelajarannya. Dimana, siswa – siswa diberikan ruang untuk berpendapat sesuai dengan gaya dan cara berpikir mereka, terkadang salah, kadang nyeleneh. Namun, banyak juga siswa yang menjawab sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sehingga, pada akhir pembelajaran saya memberikan penekanan dan penguatan untuk meluruskan dan memperkuat pemahamannya. Kurikulum merdeka lebih kepada proses, bukan pada hasil. Sehingga, untuk asesmen terbagi dalam tiga bagian yaitu asesmen diagnostic yang dialakuan diawal pembelajaran, atau dialkukan secara menyeluruh cukup dilakukan diawal tahun pelajaran. Kedua, yaitu assessment formatif yang berupa unjuk kerja, diskusi, portofolio, dan sejenisnya. Ketiga adalah assessment sumatif sebagaimana yang biasa dilakukan adalah ulangan harian, penilaian tengah semester, dan Penilaian akhir semester. Untuk menggali pengetahuan siswa atau mengeksplor kemampuan siswa, guru perlu menyiapkan banyak – banyak pertanyaan. Baik pertanyaan pemantik mapun pertanyaan acuan. Karena anak – anak walau sudah ada dalam pikiran mereka, namun mereka terkendala untuk mendeskripsikannya. Nah, karena pada kurikulum ini sifatnya bukan memberi tahu tetapi menuntun siswa untuk tahu, maka pertanyaan acuan ini dapat membantu mereka untuk memperoleh jawaban – jawaban dari informasi yang diperolehnya. Karena siswa sudah merasa tertantang dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Maka, saya sebagai gurunya juga ikut tertantang untuk lebih kreatif dalam mendesain modul ajar (RPP) yang mampu menghidupkan suasaan pembelajaran. Dan sebagai guru harus sabar dalam menghadapi tingkah laku siswa. Terutama menuntun mereka dalam menemukan jawaban – jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Mereka perlu diberikan waktu untuk berpikir dan ketikan kelihatan mentok saya sebagai gurunya memberikan pertanyan baru yang berbeda tetapi untuk mengeksplor tujuan yang sama dengan pertanyaan pertama atau kedua.
Manfaat yang dirasakan dari Implementasi Kurikulum Merdeka dan PMM
Manfaat yang dirasakan dari Implemntasi Kurikulum Merdeka dan Platform merdeka mengajar ini adalah proses pembelajaran semakin menarik. Guru perlu memahami pembelajaran yang berdiferensiasi. Karena dalam satu kelas siswa memiliki kesiapan dan gaya belajar masing – masing. Gaya belajar siswa ini terbagi tiga yaitu visual, auditori, dan kinestetik. Sehingga, saya sebagai guru perlu memahami implementasi dari pembelajaran berdiferensiasi ini. Nah, untuk pembelajaran berdiferensiasi ini sudah ada materinya di Platform Merdeka Mengajar. Pada platform merdeka mengajar tersedia fitur- fitur seperti video inspiratif, modul ajar, assesmen, sumber belajar, unggah karya, dan pelatihan mandiri. Sehingga, memudahkan bagi saya dalam mempelajarinya karena hanya menggunakan android. Jadi, kapan saja dan dimana saja saya berada dan ada waktu – waktu yang lowong saya sempatkan untuk berselancar dan mempelajari modul dan menonton video yang saya butuhkan, baik untuk persiapan mengajar besok hari maupun untuk peningkatan pengetahuan sebagai guru dalam mengimplemntasikan kurikulum merdeka ini. Hal lain yang menarik yang saya rasakan dari mengimplementasikan kurikulum merdeka ini adalah setelah saya melakukan pelatihan mandiri di Platform Merdeka Mengajar. Sebagaimana dari salah satu pelatihan yang saya selesaiakan yaitu budaya positif. Saya merasakan hal yang sungguh berbeda seperti biasannya. Karena dahulu saya suka memberikan reaword and phunesmant kepada siswa saya. Ternyata itu dampatknya tidak memberikan perubahan kepada siswa, yang ada malah siswa akan membenci bahkan kecewa jika tidak lagi memperoleh reaword. Sedangakan pada budaya positif yang saya pelajari di PMM mengarahkan guru lebih seperti chocing. Setelah saya praktikkan di kelas siswa menjadi lebih terbuka karena merasa dihargai. Sebagaimana satu kasus yang saya alami dalam cerita saya berikut : “ Pada jam pertama pelajaran yang dilakukan , setelah melakukan resensi, berdoa dan sudah siap memulai kegiatan pembelajaran. Ada salah satu siswa yang memukul temannya. Temannya menangis, sehingga kelas menjadi gaduh karena siswa – siswa lain yang melihatnya ikut marah pada siswa saya yang memukul teman tersebut. (namannya saya rahasiakan ya..). Karena saya tidak lagi menghukum dan memberi hadiah dan menggunakan chocing dengan posisi control manager dalam restitusi. Saya ajak berbicara setelah semuannya tenang. Saya panggil kedua siswa tersebut dan memberikan tugas kepada siswa lain untuk melanjutkan kegiatan pembelajarannya. Ternyata yang menyebabkan siswa yang memukultemannya tadi bukan karena diganggu oleh temannya. Karena dia ternyata belum sarapan. Ia mengaku setelaha diajukan pertanyaan terbuka melalui pendekatan ya,,, dari hati ke hatilah. Setelah tahu penyakitnya ia ganggu teman saya suruh dia makan dahulu. Kemudian melanjutkan lagi untuk berbicara. Setelah itu dia kembali lagi bermain dengan teman yang ia pukul tadi. Suasana menjadi seperti biasannya. Andaikan saya menghukum anak tadi, mungkin ia akan semakin marah bahkan kecewa”. Disinilah saya memahami bahwa materi – materi pelatihan pada Platform Merdeka Mengajar itu sangat memberikan wawasan baru dan pengalaman baru bagi saya. Terakhir sebagai penutup, saya mengajak kepada Sahabat GTK yang membaca Praktik Baik ini dengan satu kalimat “ Yuk…! Unduh Platform Merdeka Mengajar, Pelajari materi – materi yang disiapkan, Anggaplah kita sedang BIMTEk atau PELATIHAN”.